KHOLID
NIM : G000 070077
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2010
BAB I
1. Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari
pendidikan, mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan
bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan
pada siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya.
Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu adalah
merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian
dan potensi-potensinya (bakat, minat, dan kemampuannya). Kepribadian
menyangkut masalah perilaku atau sikap mental dan kemampuanya meliputi
akademik dan keterampilan. Tingkat kepribadian dan kemampuan yang
dimiliki, oleh seseorang merupakan suatu gambaran mutu dari orang yang
bersangkutan.
Pada masyarakat yang semakin maju, masalah penemuan identitas
pada individu menjadi semakin rumit. Hal ini disebabkan oleh tuntutan
masyarakat maju kepada anggota – anggotanya menjadi lebih berat.
Persyaratan untuk di terima menjadi anggota masyarakat bukan saja
kematangan fisik, melainkan juga kemampuan mental psikologis, kultural,
vokasional, intelektual, dan religius. Kerumitan ini terus meningkat pada
masyarakat yang sedang membangun, akan merupakan pula tantangan bagi
individu atau siswa. Keadaan semacam inilah yang menuntut
diselenggarakanya bimbingan dan konseling di sekolah (Ketut Sukardi, 2008:
1-2).
Di Indonesia, kenyataan menunjukan bahwa Islam di Indonsia
mayoritas (85 %). Bagi umat Islam, pendekatan agama serta pendekatan yang
Islami dari aspek kegiatan merupakan suatu jalan untuk mengamalkan ajaran
Islam. Pemecahan masalah kehidupan dengan pendekatan Islami merupakan
suatu jalan yang terbaik. Oleh sebab itu, bimbingan yang dilaksanakan
berdasarkan Islam dengan unit analysis need assessment (analisis kebutuhan
obyek) akan lebih bermanfaat bagi obyek (Ridwan, 1998: 12).
Bimbingan dan konseling Islami adalah suatu layanan yang tidak
hanya mengupayakan mental yang sehat dan hidup bahagia melainkan
bimbingan dan konseling Islami juga menuntut ke arah hidup yang sakinah,
batin merasa tenang dan tentram karena selalu dekat dengan Alloh Swt. Faqih
(2001: 14 – 20) lebih merinci lagi bahwa, latar belakang bimbingan dan
konseling Islami seperti uraian di atas dapat ditinjau secara mendalam dari
segi jasmani, rohani, individu, sosial dan budaya (Saring Marsudi Dkk, 2003:
49 – 51).
Keadaan bimbingan dan konseling di sekolah yang mengatasnamakan
Islam tentunya lebih mengedapankan pemahaman nilai–nilai Islam dalam
membimbing siswa dan tidak sebatas menangani permasalahan siswa dengan
belajarnya tetapi lebih kepada penanganan masalah keagamaan siswa dalam
hal menyentuh aspek qolbu siswa agar menjadi anak yang taat kepada Alloh
Swt .
Anak – anak pada tingkat usia SMP telah memasuki pubertas yang
oleh para ahli psikologi seperti Rumke, R. Cassimir dan sebagainya dianggap
masa usia di mana perasaan keagamaan mulai terbentuk dalam pribadinya.
Masa pubertas tersebut dialami oleh mereka sebagai permulaan timbulnya
sturn und drang (kegoncangan batin) yang sangat memerlukan tempat
perlindungan jiwa yang mampu memberikan pengarahan positif dalam
perkembangan hidup selanjutnya. Arifin (1976: 63,27) menyebutkan ada 2
faktor yang menyebabkan terjadinya kegoncangan yang berdampak pada
kenakalan remaja yaitu : faktor sekitar atau lingkungan (environment) dan
faktor kepribadian (personality) anak sendiri. Faktor sekitar terdiri dari :
keadaan ekonomi masyarakat, masa / daerah peralihan, keretakan hidup
keluarga, pengaruh teman sebaya, pengaruh pelaksanaan hukum. Adapun
faktor kepribadian terdiri dari: penyakit syaraf, penyakit jiwa, dorongan nafsu
berlebihan, penilaian yang tidak tepat terhadap diri sendiri dan orang lain,
pandangan terhadap diri sendiri yang negatif.
Disinilah pentingnya penggalian konsep bimbingan konseling yang
Islami, yang menuntut kearah hidup yang sakinah, batin merasa tenang dan
tentram karena selalu dekat dengan Alloh Swt. Bimbingan konseling tidak
hanya terpecahkan masalah klien, tetapi meningkatkan kesadaran klien serta
menyiapkan klien agar mampu melaksanakan tugas Kholifah Alloh di bumi.
Bimbingan konseling Islami mengarahkan manusia yang dalam kehidupan
sehari – harinya selalu putus asa, kufur dan sombong, dholim dan kufur,
dholim dan bodoh, berkeluh kesah dan kikir, merugi menuju kehidupan yang
diridhoi Alloh dengan seluruh aspek prosesnya berlandaskan Islam (Alquran
dan Alhadist) (Saring Marsudi Dkk, 2003: 54).
Bimbingan dan konseling Islami merupakan suatu layanan yang tidak
hanya mengupayakan moral yang sehat dan hidup yang bahagia melainkan ke
arah hubungan manusia kepada Alloh Swt (Marsudi, 2003: 51).
Dengan diterapkanya bimbingan dan konseling Islami yang menitik
beratkan kepada aspek keagamaan siswa. Aspek keagamaan apabila
dijalankan dengan sebaik – baiknya, akan mampu mengangkat kehidupan
manusia semakin tinggi, bukan saja dari sisi keduniawian melainkan
keakhiratan (Prayitno, 1997: 17).
SMP Muhammadiyah 4 Surakarta adalah lembaga pendidikan formal
di kota solo. Di sekolah ini layanan bimbingan dan konseling merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah.
Bimbingan konseling untuk membantu individu mewujudkan dirinya menjadi
manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat,
dan mampu mengatasi masalah yang sedang di hadapinya. Penulis merasa
tertarik untuk meneliti SMP Muhammadiyah 4 Surakarta, karena pelaksanaan
bimbingan dan konseling di SMP tersebut dalam menangani permasalahan
siswa lebih mengedepankan rasa kasih sayang kepada siswanya dan tidak
menggunakan sanksi / hukuman yang bersifat fisik. Fungsi bimbingan dan
konseling sudah berjalan dengan baik, dilihat dari segi minimnya kenakalan
siswa. Selain itu, setiap ada permasalahan, siswa langsung datang ke BK tanpa
merasa takut karena adanya kedekatan antara BK dan siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih judul ”
PENERAPAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP
MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA ”.
2. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kemungkinan penafsiran atau interpretasi yang
tidak dikehendaki terhadap serangkaian kata – kata pada judul skripsi yaitu :
Bimbingan: Membantu individu untuk memahami dan menggunakan
secara luas kesempatan pendidikan, dan sebagai bentuk yang sistematis
sebagai siswa dibantu untuk memperoleh penyesuaian diri baik terhadap
sekolah maupun kehidupan sehari – hari (Prayitno, 1999: 93).
Konseling: Bantuan yang diberikan kepada individu untuk
memecahkam masalah dalam kehidupannya dengan wawancara, ataupun
dengan cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk
mencapai kesejahteraan hidupnya (Walgito, 1995: 5).
Bimbingan dan konseling Islami: pelayanan bantuan yang diberikan
oleh konselor agama kepada manusia yang mengalami masalah dalam hidup
keberagamaan, ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaanya
seoptimal mungkin, baik secara individu maupun kelompok agar menjadi
manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, melalui berbagai jenis
kegiatan dan layanan pendukung berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang
terdapat dalam Alquran dan Hadist ( Yahya, 2004 : 108 ).
Anak – anak pada tingkat usia SMP telah memasuki pubertas yang
oleh para ahli psikologi seperti Rumke, R. Cassimir dan sebagainya dianggap
masa usia di mana perasaan keagamaan mulai terbentuk dalam pribadinya.
Masa pubertas tersebut dialami oleh mereka sebagai permulaan timbulnya
sturn und drang (kegoncangan batin) yang sangat memerlukan tempat
perlindungan jiwa yang mampu memberikan pengarahan positif dalam
perkembangan hidup selanjutnya.
Dari pengertian-pengertian istilah di atas, maka yang penulis maksud
dari judul keseluruhan dalam skripsi ini adalah mengetahui penerapan dan
pelaksanaan bimbingan dan konseling Islami dan hambatan yang terjadi di
SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.
3. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas penulis ingin
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagimanakah pelaksanaan / penerapan bimbingan konseling Islami di
SMP Muhammadiyah 4 Surakarta ?
4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai peneliti adalah :
1. Mengetahui pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP
Muhammadiyah 4 Surakarta.
Manfaat Penelitian
Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan bimbingan konseling yang
Islami di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.
5. Kajian Pustaka
Johan Wijaya (1988) dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Bimbingan Konseling. Bimbingan konseling merupakan bagian dari program
bimbingan di sekolah sebagai salah satu jenis pelayanan bimbingan konseling
yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik tanpa jalinan yang erat, dengan
pelayanan bimbingan lainya. Peran konseling dalam proses bimbingan di
sekolah tergantung pada beberapa faktor yaitu :
1. Tafsiran konseling sebagai suatu kegiatan profesional
2. Keadaan konselor yang ditugaskan di sekolah yang bersangkutan dalam
orientasi profesional dan mutu kerja
3. Bantuan dan kerjasama antara semua anggota staff dan guru sekolah dan
yang bersangkutan.
Arifin, (1976 ) dalam bukunya yang berjudul Pokok-Pokok Pikiran
Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, tidak mendefinisikan secara
khusus tentang kesulitan rohaniah,tetapi hanya memberikan gambaran bahwa
bimbingan dan konseling islam adalah membantu seseorang atau klien(dalam
hal ini siswa) dalam membantu pemberian kecerahan batin sesuai dengan jiwa
dan ajaran agama. Maka dengan demikian, terbimbing perlu di beri ”insight”
(kemampuan melihat rangkaian problema yang dihadapi) sebab ia menderita
penyakit kejiwaan (mental ielness) yang mengganggu ketenangan kehidupan
rohaniahnya dan sebagainya.
Aunur Rahim Faqih (2001) dalam bukunya Bimbingan dan Konseling
dalam Islam, menjelaskan manusia memerlukan pemenuhan kebutuhan
rohaniah dalam arti psikologis. Seperti telah diketahui, manusia di anugerahi
kemampuan rohaniah (psikologis) pendengaran,penglihatan dan kalbu, atau
kemampuan cipta rasa dan karsa. Secara luas untuk hidup bahagia, manusia
memerlukan keadaan mental psikologis yang baik (selaras, seimbang).
Dalam kehidupan nyata, baik karna faktor internal maupun eksternal,
apa yang diperlukan manusia bagi psikologisnya itu bisa tidak terpenuhi atau
dicari dengan cara yang tidak selaras dengan ketentuan dan petunjuk Alloh.
Dalam kehidupan akan muncul rasa ketakutan yang tergolong berkaitan
dengan segi psikologis. Disisi lain, kondisi psikologis manusia pun (sifat,
sikap) ada juga yang lemah dan memiliki kekurangan.
Handoko (UMS, 2007) Fungsi BK Islami dalam Meningkatkan Minat
Belajar Siswa di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta menyimpulkan bimbingan
konseling Islami di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta dalam menjalankan
aktifitasnya bekerjasama dengan guru pendidikan agama Islam, dengan materi
akhlakul karimah. Dengan demikian bimbingan dan konseling Islami lebih
menekankan pada pembinaan akhlak siswa agar menjadi siswa yang taat pada
agama
Erwin kurniawan (UMS, 2009) dalam skripsinya yang berjudul Peran
Guru Pamong Dalam Bimbingan Dan Konseling Islami Di SMP Islam
Terpadu At- Taqwa Miri Sragen, menyimpulkan bahwa proses bimbingan dan
konseling Islami yang dilakukan oleh guru telah berjalan dengan baik dan
maksimal. Hal ini bisa dilihat dengan sedikitnya para siswa yang mengalami
kesulitan belajar dan banyaknya siswa yang sadar untuk beribadah kepada
Alloh dan telah mengaplikasikan akhlak–akhlak mulia serta dapat
menyelesaikan masalah pribadinya.
Jadi di sini jelas berbeda dengan yang penulis bahas, karena penulis
akan membahas tentang penerapan bimbingan dan konseling Islami.
Sedangkan yang dibahas oleh saudara Handoko tentang fungsi BK Islami
dalam meningkatkan minat belajar siswa. Adapun yang dibahas oleh saudara
Erwin Kurniawan tentang peran guru pamong dalam bimbingan konseling
Islami
Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling
Islami diperlukan untuk membantu manusia agar dalam memenuhi kebutuhan
psikologisnya dapat senantiasa selaras dengan ketentuan petunjuk Alloh Swt.
6. Metode Penelitian
Usaha untuk melakukan sebuah penelitian, diperlukan suatu metode
yang tersusun secara sistematis dengan tujuan agar data yang diperoleh valid
sehingga penelitian ini layak untuk diuji kebenaranya.
Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research), yaitu
suatu penelitian untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang
sekarang dan lingkungan suatu unit, sosial, individu, kelompok, dan lembaga
kemasyarakatan (Suryabrata, 1993: 23).
Pendekatan yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
pendekatan kualitatif. Menurut (Moloeng, 1995: 65) pendekatan kualitatif
yaitu penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa kata –
kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan pelaku yang di amati.
1) Sumber Data
Untuk memudahkan penulis memperoleh data dalam penelitian ini,
maka penulis memerlukan sumber data. Yang dimaksud dengan sumber data
dalam penelitian ini adalah subjek dimana data diperoleh (Arikunto, 1993:
114 ).
a. Data Primer
Siswa – siswi SMP Muhammadiyah 4 Surakarta dengan jumlah sampel
yang dipakai dalam penelitian 36 siswa, guru tenaga dan petugas
bimbingan dan konseling. Merekalah yang menjadi subjek dan responden
dalam penelitian ini .
b. Data Sekunder
Data sekunder disini mencakup kepala sekolah, tenaga administrasi, dan
dokumentasi sekolah
2) Metode pengumpulan data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode
1. Metode interview
Interview yang sering juga disebut sebagai wawancara atau
kuisioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1999: 145).
Interview adalah metode tanya - jawab untuk menyelidiki
pengalaman, perasaan, motif serta motivasi. Metode interview ini
penulis gunakan untuk mengetahui tentang penerapan bimbingan dan
konseling Islami di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.
Adapun dalam pelaksanaanya, penulis menggunakan interview
terpimpin. Artinya dalam pelaksanaan interview, pewawancara
membawa pedoman yang hanya merupakan garis–garis besar tentang
hal- hal yang akan ditanyakan tentang bentuk pelaksanaan dari
penerapan bimbingan konseling Islami di SMP Muhammadiyah 4
Surakarta.
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan cara
pengamatan atau pencatatan dengan sistematis tentang fenomena yang
diselidiki. Seperti yang dikatakan Suharsimi Arikunto ( 1999: 131),
bahwa observasi disebut pula dengan pengamatan yang meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan
seluruh indera. Metode ini digunakan untuk mengetahui letak
geografis atau posisi sekolah SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi yaitu setiap bahan tertulis ataupun film, baik
dokumen resmi maupun pribadi (S.Nasution,1998:85). Metode ini
digunakan untuk memperoleh data sebagai pelengkap data yang
diperoleh dari hasil wawancara.
4. Metode Angket
Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal- hal yang diketahui (Arikunto,
1992: 124). Angket dapat dibedakan dua jenis dipandang dari cara
menjawab :
a. Angket terbuka: adalah angket yang memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri
b. Angket tertutup: adalah angket yang sudah disediakan jawabanya
sehingga responden tinggal memilih.
Dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup, metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang penerapan bimbingan dan
konseling Islami di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta
3) Metode Analisis Data
Data yang diperoleh melalui pengumpulan data masih merupakan data
yang mentah. Untuk menjadikan data yang masih mentah tersebut menjadi
matang dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya, perlu diolah dengan
beberapa metode. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
kualitatif. Dengan menganalisa data-data yang terkumpul peneliti
menggunakan metode analisis non statistik, yaitu dengan cara berfikir :
a. Induktif: Metode induktif merupakan metode pembahasan masalah yang
bertolak dari pengumpulan fakta suatu masalah, kemudian fakta-fakta
yang senada diambil konklusinya untuk dijadikan standar. Metode
induktif adalah metode pembahasan masalah yang berangkat dari fakta -
fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus dan kongkrit itu
digeneralisasikan yang mempunyai sifat umum (Sutrisno, 1993: 42).
b. Deduktif: Metode deduktif adalah metode yang berpangkal dari suatu
proposisi umum yang sebenarnya telah diketahui atau diyakini dan
berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih
khusus (Kusdiyanto,1997:10).
7. Sistematika pembahasan
Bab 1 Pendahuluan, Mengemukakan tentang latar belakang, penegasan
istilah, fungsi bimbingan konseling Islami, faktor-faktor bimbingan konseling
Islami
Bab 2 Bimbingan Konseling Islami, Memuat tentang definisi
bimbngan konseling Islami, bimbingan dan konseling Islami, fungsi
bimbingan konseling Islami, faktor – faktor bimbingan konseling Islami,
penerapan bimbingan konseling Islami
Bab 3 Gambaran Umum Sekolah dan Penerapan Bimbingan Dan
Konseling Islami Di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta
Bab ini berisi tentang
A. Gambaran umum SMP Muhammadiyah 4 Surakarta mencakup:
letak geografis, keadaaan siswa, keadaan pengajar, struktur organisasi SMP
Muhammadiyah 4 surakarta
B. Bimbingan dan konseling di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta
struktur organisasi BK, program kerja BK, fungsi BK, hambatan serta usaha -
usaha dan hasil yang dicapai .
Bab 4 Analisis Data
Bab 5 Penutup mencakup kesimpulan dan saran
lihat juga kumpulan angket skripsi
BalasHapus