Oleh:
Achmad Sudibyo
NIM: G000040084
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia pada hakikatnya diciptakan dalam keadaan terbaik, termulia,
tersempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Seperti yang Allah
jelaskan dalam surat At Tin ayat empat; akan tetapi disamping itu manusia
juga memiliki hawa nafsu dan perangai atau sifat tabiat yang buruk, misalnya
suka menuruti hawa nafsu, aniaya, membantah dan lain-lain. Sehingga
manusia bisa terjerumus pada lembah kenistaan sehingga menjadi serendah-
rendahnya makhluk.
Mengingat berbagai sifat tersebut, maka diperlukan adanya upaya
untuk menjaga agar manusia tetap pada hakekatnya yang pertama yaitu
manusia dalam sebaik-baik makhluk "ahsanitaqwim", dan tidak terjerumus ke
dalam kehinaan atau ke asfal taqwim seperti yang Allah lukiskan dalam surat
At Tin.
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
(neraka), Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh;
Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. ( Q.S. At Tin, 95: 4-6)
Allah melukiskan pula dalam surat Al 'Ashr ayat 1-3.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran. (Al ‘Ashr, 103: 1-3)
Di dalam suatu lembaga pendidikan telah di kenal layanan bimbingan
dan konseling untuk menjaga peserta didik agar mereka senantiasa dalam
kondisi yang baik dan juga untuk membantu perkembangan mereka supaya
optimal.
Menurut (Faqih) bimbingan dan konseling Islami mempunyai fungsi:
1. Fungsi preventif ; yakni membantu individu menjaga atau mencegah
timbulnya masalah bagi peserta didik;
2. Fungsi kuratif atau korektif; yaitu membantu individu memecahkan
masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya;
3. Fungsi preservative ; yaitu membantu individu menjaga agar situasi dan
kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik
(terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama;
4. Fungsi developmental atau pengembangan; yaitu membantu individu
memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar
tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya
menjadi sebab munculnya masalah bagi peserta didik (Faqih, 2001: 37).
Bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan untuk membantu
para peserta didik agar berkembang optimal. Tanpa bimbingan dan bahkan
tanpa pendidikan formal, sebenarnya para peserta didik tetap berkembang,
tetapi perkembangannya belum optimal. Para peserta didik sering kali
menghadapi sejumlah hambatan, kesulitan atau masalah yang tidak dapat
mereka pecahkan sendiri. Mereka membutuhkan bantuan khusus dalam bentuk
layanan bimbingan dan konseling.
Keterangan: Perbandingan perkembangan peserta didik tanpa pendidikan di
sekolah, dengan pendidikan dan dengan bimbingan (Sukmadinata Nana
Syaodih, 2007: 71).
SD Al Firdaus menginternalisasikan nilai-nilai Islam dalam setiap
pelajaran. Termasuk dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus
(ABK). Pelayanan terhadap ABK tersebut bisa di sebut dengan istilah
bimbingan dan konseling Islami; karena pelayanannya disesuaikan dengan
nilai-nilai Islam. Adapun kategori ABK adalah sebagai berikut:
1. Kesulitan Belajar (Learning Disabilities)
Siswa dengan intelegensi normal atau di atas normal yang mengalami
kesenjangan antara potensi intelektual yang mereka miliki dengan
pencapaian hasil belajar. Kesulitan belajar diklasifikasikan menjadi dua
yaitu:
a. Development Learning Disabilities. Kesulitan jenis ini adalah
penyimpangan yang terjadi dalam fungsi-fungsi psikologis dan bahasa.
b. Academic Learning Dissabilities. Kesulitan belajar dalam bidang
akademik merujuk pada suatu keadaan yang menghambat proses belajar
dalam bidang akademik.
2. Lamban Belajar (Slow Learning)
Siswa yang memilki kapasitas intelektual di bawah rata-rata tetapi masih
di atas tunagrahita atau retardasi mental. Mereka memiliki IQ sekitar 80-
90. Siswa tersebut memiliki kecepatan belajar di bawah siswa pada
umumnya.
3. Berbakat Intelektual
Siswa yang memiliki kecerdasan umum (logis matematis), kreatifitas dan
komitmen terhadap tugas cukup tinggi. Mereka akan mendapatkan
program pengayaan dan mengoptimalkan potensinya dengan
menggunakan kurikulum non gradasi di bawah pengawasan gurubesar atau
ahli kependidikan UNS.
Anak-anak yang masuk dalam program inklusi SD Al Firdaus adalah
anak kesulitan belajar, autis, lamban belajar, kesulitan belajar, retardasi mental
dan anak yang mempunyai gangguan pemusatan perhatian. Guru bimbingan
dan konseling mengatagorikan anak yang masuk dalam program inklusi
bekerja sama dengan wali murid dan para wali kelas. Karena wali murid dan
wali kelaslah yang mengetahui persis akan kelebihan dan kekurangan
kemampuan anak. Dalam setiap semester wali kelas mengumpulkan data
tentang kelebihan dan kekurangan apa yang ada pada anak didik. Kemudian
data tersebut diberikan kepada guru BK untuk ditindak lanjuti. Oleh karena
keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh SD Al Firdaus khususnya dalam
bidang BK inilah, penulis tertarik untuk mempelajari lebih jauh bimbingan
dan konseling Islami di SD Al Firdaus Surakarta ini.
B. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dikemukakan untuk menghindari kesalahpahaman
pengertian serta memberi gambaran mengenai ruang lingkup dalam penelitian
ini. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan
Pelaksanaan artinya adalah proses (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2005: 627).
2. Bimbingan
Bimbingan adalah petunjuk cara melakukan sesuatu (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2005: 152)
Sedangkan menurut Traxler, … Bimbingan merupakan bantuan
yang memungkinkan tiap individu dapat memahami kemampuan-
kemampuan dan minat-minatnya, mengembangkan diri secara optimal,
menyesuaikan diri dengan tuntutan kehidupan, dan akhirnya menjadi
individu utuh dan matang yang mampu membimbing diri sendiri, sebagai
warga yang sesuai dengan harapan masyarakat (Sukmadinata Nana
Syaodih, 2007: 9).
3. Konseling
Konseling adalah pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli
sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri
meningkat dalam memecahkan berbagai masalah (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2005: 588).
Menurut Good (1945: 104), konseling merupakan bantuan yang
bersifat individual dan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah pribadi,
pendidikan dan vokasional, dalam bantuan tersebut semua fakta yang
berkaitan dengan masalah tersebut dipelajari, dianalisis dan berdasarkan
hal-hal tersebut bantuan pemecahan masalah dirumuskan, seringkali
dengan meminta bantuan para spesialis, narasumber di sekolah dan
masyarakat, menggunakan wawancara pribadi yang diarahkan agar klien
dapat membuat keputusan sendiri”.
4. Islami
Islami adalah bersifat keislaman (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2005: 444). Maksudnya adalah suatu perbuatan yang sejalan dengan ajaran
Islam dan tidak bertentangan dengannya.
5. Program
Program adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan
dijalankan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 897).
6. Inklusi
Menurut David Smit inklusi adalah pendidikan yang menampung
semua siswa dengan berbagai kondisi, baik siswa yang memiliki
kelemahan fisik, intelektual, sosial, emosional, kesulitan berbicara, dan
kondisi lainnya. Pendidikan inklusif juga mewadahi anak cacat, gifted
child, anak jalanan dan pekerja, anak dari daerah terpencil dan nomaden,
anak dari bahasa, etnis dan budaya minoritas, serta anak didik dari daerah
konflik atau bencana dan anak dari daerah atau kelompok yang
termarjinalkan. http://id.shvoong.com/books/1881196-inklusi-sekolah-
ramah-untuk-semua/. Di SD Al Firdaus terdapat program inklusi yaitu
program pusat pelayanan anak berkebutuhan khusus (PUSPA).
7. SD Al Firdaus
SD Al Firdaus adalah lembaga pendidikan tingkat dasar sebagai
kelanjutan dari jenjang pendidikan sebelumnya yaitu taman pendidikan
prasekolah Al Firdaus. SD Al Firdaus ini pengelolaannya di bawah
yayasan lembaga pendidikan Al Firdaus.
Yayasan lembaga pendidikan Al Firdaus adalah lembaga
pendidikan Islam terpadu yang mengembangkan model pendidikan Islam
berwawasan sains dan teknologi, serta kewirausahaan. Jenjang pendidikan
yang dikembangkan terdiri atas Play Group, Taman kanak-kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah (SMP dan SMA) dan nantinya Perguruan
Tinggi.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum Al Firdaus yang
menginternalisasikan nilai-nilai emosional, spiritual, akademis dan
kewirausahaan berlandaskan Islamic Core.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan dapat dirumuskan
permasalahannya yaitu: Bagaimana pelaksanaan BK Islami di Program inklusi
SD Al Firdaus Surakarta ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini
adalah: Untuk mengetahui pelaksanaan BK Islami di Program Inklusi SD Al
Firdaus Surakarta.
E. Manfaat Penelitian
Dengan memperhatikan tujuan penelitian tersebut maka dapat
ditentukan manfaat penelitian adalah:
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna sebagai sumbangan
pemikiran bagi dunia pendidikan Islam khususnya pada bidang BK
Islami.
2. Secara praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna sebagai bahan
pertimbangan bagi guru BK dalam penanganan klien menuju manusia
yang kamil yang Islami.
b. Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna sebagai wacana bagi
semua pihak yang berkompeten terhadap BK Pendidikan Islami.
F. Tinjauan Pustaka
Berikut ini adalah penelitian sebelumnya yang dapat penulis
dokumentasikan sebagai kajian pustaka.
Heny Lesiawaty dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Antar
Sikap Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Dengan Prestasi Belajar
Pada Siswa Kelas Akselerasi SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, dia
menyimpulkan:
1. Semakin baik atau tinggi sikap siswa terhadap layanan bimbingan dan
konseling maka akan semakin tinggi prestasi belajar dan sebaliknya
semakin buruk atau rendah sikap siswa terhadap layanan bimbingan dan
konseling maka akan semakin rendah prestasi belajar siswa.
2. Sumbangan efektif dari variable sikap terhadap layanan bimbingan dan
konseling pada proses belajar sebesar 30.3 %. Hal ini berarti masih ada
variable lain yang mempengaruhi prestasi belajar, misalnya faktor
lingkungan akademik, sarana dan prasarana belajar, faktor keluarga, serta
minat untuk belajar.
Santi Peni Hapsari dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Antara
Persepsi Terhadap Fungsi Bimbingan dan Konseling Dengan Minat
Berkonsultasi Siswa, dia menyimpulkan: Semakin tinggi persepsi terhadap
fungsi bimbingan dan konseling maka semakin tinggi minat berkonsultasi
siswa sebaliknya semakin rendah persepsi terhadap fungsi bimbingan dan
konseling maka semakin rendah minat berkonsultasi siswa.
Berdasarkan dua skripsi di atas, nampak belum ada yang meneliti tentang
bimbingan dan konseling Islami di SD plus Al Firdaus Surakarta.
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian yang
prosedurnya menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 1989: 3).
2. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif, yaitu suatu
metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data tentang fakta-
fakta yang terdapat disuatu obyek tertentu secara menyeluruh dan teliti
sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan (Iqbal Hasan, 2002: 33).
3. Subyek dan tempat penelitian
a. Subyek penelitian ini adalah
Subyek (responden) penelitian ini adalah kepala program inklusi, guru-
guru BK dan anak didik program inklusi SD Al Firdaus Surakarta.
b. Tempat penelitian
Pemilihan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu di SD Al
Firdaus Surakarta, yang beralamat di Jl.Yosodipuro 56 Surakarta.
4. Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan penyusun untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistimatik fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno, 1987: 136).
Pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti ini dapat
dilakukan secara langsung atau tidak langsung dalam situasi yang
sebenarnya atau situasi buatan (Marzuki, 1986: 60). Sedangkan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung dalam
situasi yang sebenarnya. Metode observasi digunakan untuk
mengamati letak geografis SD plus Al Firdaus Surakarta, struktur
organisasi dan untuk memperoleh data dari guru BK dan siswa yang
terlibat dalam proses pendidikan BK Islami.
b. Metode interview
Interview atau wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan
tanya-jawab sepihak yang dilakukan dengan sistimatik dan
berlandaskan pada tujuan penelitian (Sutrisno, 1987: 193). Dalam hal
ini penyusun menggunakan jenis interview bebas terpimpin dengan
cara penginterview membawa pertanyaan-pertanyaan yang mengarah
pada tujuan penelitian kepada interviewer. Akan tetapi cara pertanyaan
ini disampaikan kepada interviewer suasana atau irama interview
diserahkan kepada kebijaksanaan interviewer (Sutrisno, 1987: 207).
Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data secara umum
di program inklusi SD Al Firdaus Surakarta, dan masalah-masalah
yang berkaitan dengan pelaksanaan bimbindan dan konseling Islami di
program inklusi SD Al Firdaus Surakarta. Metode ini disampaikan
kepada kepada sekolah, guru BK, wali murid program inklusi.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang
variabelnya berupa catatan-catatan, trankrip, buku-buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain-lain (Arikunto,
1992: 200). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data berupa:
letak geografis, jumlah guru, jumlah siswa, struktur organisasi,
fasilitas, sarana prasarana.
5. Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder.
a. Data primer
Data primer penulis peroleh dari hasil wawancara dengan responden
sebagai suatu untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan dan konseling
Islami di program inklusi SD Al Firdaus Surakarta.
b. Data sekunder
Pengumpulan data sekunder penulis gunakan untuk memperoleh data
yang berkaitan langsung dengan proses pelaksanaan bimbingan dan
konseling Islami di program inklusi SD Al Firdaus Surakarta. Adapun
data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1) Data karyawan dan staf pengajar
2) Jumlah siswa
3) Sarana dan prasarana yang dimiliki
4) Profil SD
5) Struktur organisasi
6) Program pendukung pembelajaran individual
6. Populasi dan sample
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian yang cirri-cirinya
akan diduga (Sutrisno Hadi, 1981: 63). Dalam penelitian ini yang akan
dijadikan populasi adalah kepala program inklusi, seluruh staf pengajar
dan seluruh siswa program inklusi SD Al Firdaus Surakarta. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut:
Kepala program inklusi 1 orang
Guru pendamping 11 orang
Siswa program inklusi 11 anak
b. Sampel
Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Pedoman
pengambilan sampel yaitu: apabila subyeknya kurang dari seratus,
maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi apabila subyeknya besar maka dapat
diambil antara 15-20 % atau 20-25 % atau lebih (Arikunto, 993: 104).
Dalam penelitian ini seluruh populasi diteliti, sehingga penelitian ini
merupakan penelitian populasi.
7. Analisis data
Metode analisis data adalah usaha untuk menyeleksi, menyusun dan
mereferensikan data yang telah masuk dengan tujuan agar data tersebut
dapat dimengerti isi dan metodenya (Mohammad Ali, 1982: 120).
Dalam menganalisa data, penulis menggunakan cara pentahapan
secara berurutan yang terdiri dari tiga alur kegiatan bersamaan yaitu:
pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Pertama, setelah pengumpulan data selesai,
terjadilah reduksi data yaitu suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan. Kedua, data yang
telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi maupun matriks.
Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap
yang kedua dengan mengambil kesimpulan pada tiap-tiap rumusan.
Metode analisa yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah
analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah analisa data yang berfungsi
untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran tentang obyek yang
diteliti melalui sampel sebagaimana adanya tanpa membuat analisis
ataupun kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 1999: 21).
H. Sistematika Pembahasan
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Secara garis besar sistematika
penulisan skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, penegasan
istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metode penulisan dan sistematika pembahasan.
Bab II landasan teori, bab ini berisi tentang:
1. Definisi bimbingan dan konseling Islami, fungsi bimbingan dan konseling
Islami, faktor-faktor bimbingan dan konseling Islami, tujuan bimbingan
dan konseling Islami, penerapan bimbingan dan konseling Islami.
2. Pengertian program inklusi, faktor-faktor program inklusi, tujuan program
inklusi.
Bab III pelaksanaan bimbingan dan konseling Islami di Program
Inklusi SD Al Firdaus Surakarta, bab ini berisi tentang:
1. Gambaran umum SD Al Firdaus Surakarta, mencakup: letak geografis,
keadaan siswa, keadaan pengajar dan struktur organisasi SD Al Firdaus
Surakarta.
2. Bimbingan dan konseling Islami di Program Inklusi SD Al Firdaus
Surakarta, tujuan bimbingan dan konseling Islami, fungsi bimbingan dan
konseling Islami, faktor-faktor bimbingan dan konseling Islami, hambatan
serta usaha-usaha dan hasil yang dicapai.
Bab IV analisis tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling Islami
di Program Inklusi SD Al Firdaus Surakarta.
Bab V penutup, mencakup: kesimpulan dan saran.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip
-
▼
2011
(16)
-
▼
Januari
(13)
- SETELAH ADA HADITS SHAHIH, TIDAK BOLEH MENGATAKAN ...
- SURAT DARI IBU YANG TERKOYAK HATINYA
- Penuntut Ilmu Tidak Boleh Futur, Tidak Boleh Putus...
- KEWAJIBAN ITTIBA' KEPADA RASULULLAH SHALLALLAHU 'A...
- MY PROFIL
- Radio Rodja
- Klik judul dari daftar arsip pada bagian paling ba...
- PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING ...
- PENERAPAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP M...
- BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
- Ajaran Islam Yang Berkaitan Dengan Bimbingan Konse...
- BUKU BIMBINGAN KONSELING ISLAMI
- LINK DOWNLOAD BAHAN SKRIPSI BK
-
▼
Januari
(13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar